Senin, 20 Juli 2009

Pengamatan Hama dan Analisis Kerusakan

PENGAMATAN HAMA DAN ANALISIS KERUSAKAN

TUJUAN
1.Mengetahui teknik pengamatan populasi hama dan kerusakannya.
2.Mengetahui metode pelaporan hama dan pengambilan keputusan tindakan pengendalian.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengendalian suatu serangga berstatus hama atau bukan bersifat relatif tergantung kepada manusia itu sendiri yang menilainya. Bahkan dapat terjadi beda status mengenai serangan apabila dihadapkan pada kondisi lapangan. Pada umumnya bila suatu serangan belum menimbulkan kerugian secara ekonomi maka belum dapat digolongkan sebagai hama. Sebagai akibat dari perbedaan bentuk stadium dari stadium di atas maka akan muncul perbedaan habitat dan makanan akan berkurang. Aktivitas serangga hama berhubungan dengan tipe alat mulutnya yang dapat dibagi menjadi bermacam-macam (Kartasapoetra,1987).


Masalah hama terletak pada populasinya. Populasi merupakan kumpulan individu sejenis yang berada di suatu tempat dalam kurun waktu tertentu. Hama menjadi masalah ketika populasinya melebihi ambang ekonomi atau ambang toleransi. Peningkatan populasi hama terjadi karena laju angka kelahiran dan laju imigrasi jauh lebih tinggi daripada laju angka mortalitas dan emigrasi. Perubahan ekosistem pertanian yang mengkoordinasikan hama berkembang cepat, bisa jadi karena adanya perubahan iklim atau kesalahan manusia dalam mengelola ekosistem pertanian (Wagiman, 2003).
Hama dapat dikelompokkan menjadi kisaran bahaya yang diakibatkannya yaitu : hama utama merupakan spesies hama yang pada kurun waktu lama selalu menyerang pada suatu daerah dengan intensitas serangan yang berat dalam daerah yang luas sehingga memerlukan usaha pengendalian. Hama kadangkala merupakan jenis hama yang relatif kurang penting karena kerusakan yang diakibatkan masih dapat ditoleransi oleh tanaman. Kadang-kadang populasinya pada suatu saat meningkat melebihi aras toleransi ekomoni tanaman. Hama potensial merupakan sebagian besar jenis serangga herbivora yang saling berkompetisi dalam memperoleh makanan. Hama migran merupakan hama yang tidak berasal dari agroekosistem setempat, tetapi datang dari luar karena sifatnya yang berpindah-pindah (Putra,1994).
Sampling atau pencuplikan adalah langkah yang sangat penting untuk menetapkan jumlah serangga. Data yang diperoleh dari sampling dipergunakan untuk menetapkan apakah aras populasi cukup tinggi untuk membenarkan diadakannya pengendalian. Beberapa metode dipergunakan untuk mengadakan sampling spesies serangga yang berbeda yang menyerang padi. Salah satu cara adalah perhitungan visual. Teknik sampling yang umum ini tidak memerlukan keahlian atau peralatan apapun dan te;ah dipakai secara luas untuk meramalkan populasi wereng. Pemantauan yang konstan adalah esensial dalam pengendalian hama, karena populasi hama akan mengalami fluktuasi dengan perubahan lingkungan (Triharso, 2004).
Pengamatan populasi hama secara garis besar dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu (1) pengamatan populasi mutlak, (2) pengamatan populasi relatif dan (3) pengamatan indeks populasi. Masing-masing cara tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri sehingga perlu ditentukan cara mana yang dipilih untuk memberikan keefektifanyang paling besar (Harjaka dan Sudjono, 2005).
Tujuan perlindungan tanaman yaitu menekan populasi hama di bawah Ambang Ekonomi (AE). Ambang Ekonomi itu sendiri didefinisikan sebagai kepadatan hama yang membutuhkan suatu tindakan pengendalian untuk mencegah peningkatan populasi berikutnya yang dapat mencapai tingkatan kerusakan ekonomi (Rukmana dan Saputra, 1997).



DAFTAR PUSTAKA

Harjaka, T., dan S. Sudjono. 2005. Petunjuk Praktikum Dasar-dasar Ilmu Hama Tanaman. Jurusan Perlindungan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Kartasapoertra,A.E.1987. Hama Tanaman dan Perkebunan. Bina Aksara, Jakarta.

Putra,N.S. 1994. Serangga di Sekitar Kita. Kanisius, Yogyakarta.

Rismunandar.1981. Hama Tanaman Pangan dan Pembasminya. CV Sinar Baru, Bandung.

Rukmana, R., dan S. Saputra. 1997. Hama Tanaman dan Teknik Pengendalian. Kanisius, Yogyakarta

Triharso. 2004. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Wagiman, F. X. 2003. Hama Tanaman: Cemiri Morfologi, Biologi dan Gejala Serangan. Jurusan Hama Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar