Sabtu, 02 Mei 2009

Budidaya Tembakau Virginia

TEMBAKAU VIRGINIA

1. PENGOLAHAN TANAH

Pengolahan tanah dilaksanakan dengan menggunakan alat pertanian berupa
hand Tractor minimal 2 x pembajakan untuk mempersiapkan media terbaik
bagi proses penanaman tembakau dengan menjaga kesuburan tanah.

2. PENANAMAN DAN PEMUPUKAN

Empat puluh lima hari s/d lima puluh hari (45 s/d 50) setelah benih ditabur,
bibit ditanam pada tanah guludan di lahan yang telah dipilih dengan luasan
yang sesuai dan perlu diketahui sebelum penanaman bibit perlu diadakan
pemangkasan, agar tidak terjadi stagnasi.
Pada tahapan penanaman ini dilakukan pemupukan I dengan memperhatikan
jenis dan dosis serta cara pemupukan. Adapun pupuk yang digunakan NPK
(Fertila) dengan dosis 10 gr/batang.
Pemupukan ke II dengan umur tanaman 21 hari dilakukan Pemupukan
dengan NPK (KNO 3) dengan dosis 5 gr/batang.

3. PEMBUBUNAN DAN PENGAIRAN

Pembumbunan adalah proses yang dilakukan untuk tanah tetap gembur,
sebagai persiapan media tumbuh yang baik bagi tanaman tembakau dan
sekaligus untuk membersihkan tanaman pengganggu ( Gulma ).
Adapun sistim irigasi (Pengairan) yang tepat sangat penting dalam menjamin
kualitas clan tingkat produktifitas tembakau virginia.

4. PUNGGEL DAN WIWIL/SULI

Punggel dan wiwil/suli memastikan penggunaan bahan gizi tanaman dalam
proses pengembangan daun tembakau untuk mendapatkan jumlah daun,
berat daun dan kualitas tinggi yang akan memberikan basil maksimal bagi
petani. Penggunaan sukirisida alami dilakukan dengan alasan biaya produksi,
penerapan teknologi ramah lingkungan yang semua ini dilakukan pada waktu
yang tepat.
Dalam pelaksanaan wiwilan sangat penting sekali karena akan berpengaruh
terhadap ketebalan daun/berat daun.

5. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TERPADU (PHT)

Pengendalian Hama Terpadu dilaksanakan sesuai kondisi tanaman yang ada
dengan memprioritaskan penggunaan Bio Pestisida dengan pengawasan
secara berkala, terhadap residu pestisida baik pada tanaman tembakau
virginia. Adapaun penggunaan pestisida dan bahan kimia bisa digunakan
(Dancis, Furadan) tergantung serangan hama yang ada.

6. PANEN

Pemanenan adalah suatu tahapan yang sangat penting diperhatikan dalam
mendapatkan kualitas panenan yang tinggi. Adapun yang hams diperhatikan
sebagai berikut :
- Kematangan daun
- Keseragaman daun dalam proses penanaman
- Penanganan daun hasil panenan
Sebagian besar dari varietas tembakau dipanen berdasarkan tingkat
kematangan daunnya dilakukan mulai dari daun bawah sampai daun atas
dengan pemetikan 2 sampai 3 daun pada setiap tanaman dengan interval
satu minggu hingga daun tanaman habis.

7. PASCA PANEN

Tembakau Virginia dijual dalam wujud kering oven atau pengomprongan
(Curing).
Curing merupakan proses biologis yaitu melepaskan kadar air dari daun
tembakau basah yang dipanen dalam keadaan hidup. Selama ini di beberapa
petani ada yang berpendapat bahwa curing adalah proses pengeringan
tembakau saja. Tidak menyadari bahwa sel-sel di dalam daun tersebut masih
tetap hidup setelah dipanen.
Tujuan Curing :
Sebenarnya tujuan curing adalah :
• Melepaskan air daun tembakau hidup dari kadar air 80 -90 % menjadi 10 -
15 %.
• Perubahan warna dari Zat hijau daun menjadi WarDa orange dengan
aroma sesuai dengan standar tembakau yang diproses.
Ciri-ciri daun masak :
Oleh sebab itu untuk mendapatkan hasil curing/omprongan tembakau yang
baik, maka daun tembakau itu harus sudah masak dan seragam.
Ciri-ciri daun yang sudah masak adalah :
• Wama daun sudah mulai hijau kekuningan dengan sebagian ujung dan
tepi daun
• berwama coklat.
• Wama tangkai daun hijau kuning, keputih-putihan.
• Posisi daun/tulang daun mendatar
• Kadang-kadang pada lembaran daun ada bintik-bintik coklat, sebagai
lambang ketuaan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Pada saat curing, yang perlu diperhatikan juga adalah kapasitas daun di
dalam oven. Sebagai contoh untuk oven ukuran 4 x 4 x 7 rak sebanding
dengan 1,8 ha, sedangkan 5 x 5 x 7 rak maksimum 2,8 ha. Juga cuaca waktu
proses, kalau musim hujan harus lebih longgar daripada waktu musim kering.
Saat Panen
Pada saat panen tembakau harus dipastikan berapa lembar yang harus
dipetik sesuai kapasitas oven. Daun tembakau yang dipetik haruslah seumur
dan posisi daun yang sama, karena apabila umur daun dan posisi daun
berbeda, akan sangat sulit menentukan kapan harus menaikkan suhu oven,
kapan harus masuk ke tahapan berikutnya, kapan barus buka ventilasi dan
sebagainya. Oleh sebab itu pengetahuan petani clan pemetik daun harus
benar-benar baik tentang saat panen ini. Sebaiknya saat menjelang panen,
petani yang bersangkutan mengumpulkan seluruh tenaga petiknya clan
diberitahu mana yang sudah boleh dipanen clan mana yang belum.
Tahapan Curing
Sebelum memulai curing harus dipastikan bahwa seluruh gelantang sudah
tersedia dan bebas palstik, kompor sudah dicek kondisinya dengan
melakukan test nyala api sebelurnnya, seluruh dinding oven tidak ada yang
berlubang, pintu bisa menutup rapat, pipa-pipa tidak ada yang rusak clan
berlubang.

Ada 4 tahapan curing, yaitu :

a. Penguningan
Proses biologis daun ini merupakan proses perubahan warna dari hijau ke
warna kuning, karena hilangnya zat hijau daun / klorophyil ke zat kuning
daun dan terjadi penguraian zat tepung menjadi gula. Perubahan ini bisa
terjadi pada suhu 32 s/d 42 derajat celcius. Proses ini harus dilakukan
secara perlahan-lahan waktu yang diperlukan tergantung posisi daun.
Umumnya berlangsung selama 55 s/d 58 jam. Pada saat ini awalnya
semua ventilasi ditutup, baik atas maupun bawah. Tetapi apabila seluruh
daun sudah berwama kuning orange ventilasi atas dibuka 1/4 , proses ini
sangat menentukan terhadap hasil curing.
b. Pengikatan Wama
Apabila seluruh daun sudah berwama kuning orange baik lembar daun
maupun tulang daun, maka secara pertiahan-lahan suhu dinaikkan. Pada
saat proses ini terjadi, maka apabila daun masih berwama hijau, maka
daun tetap akan berwama hijau, sebaliknya apabila sudah berwama
kuning orange maka hasil curing akan kuning orange. Karena pada suhu
43-52 °C ini terjadi pengikatan warna. Sehingga apabila warna daun pada
proses PENGUNINGAN belum sempuna, maka jangan terburu-buru
menaikkan temperatur lebih dari 42 °C. Pada tahapan ini ventilasi dibuka
secara bertahap, sedikit demi sedikit sampai akhirnya dibuka seluruhnya.
Waktu yang diperlukan kalau berjalan sempuma umumnya sekitar 18-19
jam.
c. Pengeringan Lembar Daun
Proses ini bertujuan untuk mengurangi kadar air didalam lembar daun
dengan cara menaikkan suhu 53-62 °C. Pada saat ini seluruh ventilasi
dibuka, karena air yang keluar dari sel-sel daun akan menjadi uap air,
yang harus dibuang keluar oven agar tidak kembali ke daun. Ciri-ciri
proses ini, daun sudah terasa kering apabila dipegang, tapi tulang daun
masih terasa basah daun terlihat keriput atau keriting waktu yang
dibutuhkan lebih kurang 30-32 jam.
d. Pengeringan Gagang
Pengeringan gagang dilakukan pada suhu 63-72 °C. Pada saat ini air
yang bisa dilapas didalam batang daun akan dikeluarkan proses awal
tahap ini ventilasi mulai ditutup secara perlahan dan bertahap, untuk
menjaga kelembaban udara tetap berkisar pada 32 %. Ciri-ciri tahapan ini
bisa selesai apabila seluruh tulang daun sudah kering, dan bila ditekuk
batangnya akan patah dan berbunyi krek. Ini menandakan bahwa tahap
ini berjalan baik 5-8 jam sebelum proses berakhir, seluruh ventilasi harus
ditutup agar kelembaban udara tetap terjaga. Proses ini memerlukan
waktu normalnya 30-32 jam jangan pernah menaikkan suhu oven diatas
72 C, karena tembakau akan terbakar.
Demikian tahapan curing yang terjadi pada tembakau virginia Flue Cure.
Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati clan penuh pengawasan karena
tembakau yang sudah sangat baik pertumbuhannya dilapangan, akan sia-sia
hasilnya apabila proses curing ini tidak berjalan lancar. Oleh karena itu untuk
semua oven yang aktif harus memiliki termometer untuk memastikan apakah
setiap tahapan tersebut sudah berjalan baik atau belum. Dan juga setiap
oven harus memiliki table pedoman prosedur curing tembakau virginia serta
menggunakan alat Hygrocurometer untuk mengukur suhu dan kelembaban
udaranya.

8. ANALISA USAHA TANI PER HEKTAR

No. Jenis Kegiatan Satuan Jumlah (Rp.)
1 Komponen pembiayaan
a. Sarana produksi
b. Pekerjaan lapangan
c Sewa tanah & administrasi
d Bunga pinjaman
e. Depresiasi alat produksi
Total
Rp,-/ha
4.241.645
5.753.585
2.242.000
734.234
269.120
13.240.584
2 Produktifitas Kg./ha 1,915
3 Biaya Produksi Rp./kg 6.914,1
4 Harga rata-rata Rp./kg 8.738,8
5 Total Pendapatan Rp./kg 16.734.859,5
6 Keuntungan Bersih Rp./kg 3.494.275,5
Sumber :
Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul
Jalan KH. Wahid Hasyim 210 Palbapang Bantul 55713
Telp. 0274-367541

Tidak ada komentar:

Posting Komentar